Tausiyah Abu Bunyamin: Rawatlah Dunia dengan Baik agar Hidup Berkah

Purwakarta ( HUMAS Bagian Tata Usaha)
 
Setiap muslim harus punya kesadaran untuk merawat dunia dengan baik agar hidup penuh berkah. Termasuk merawat kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam kaitan itu, sebuah negara akan penuh berkah sepanjang ulama dan umara bergandengan tangan.  Hal itu disampaikan Rais Syuriah PWNU Jabar KH. Abun Bunyamin, MA., saat memberikan tausiah bertema Kerukunan Umat Beragama Menuju Indonesia Hebat pada Rapat Kerja Wilayah Kanwil Kementerian Agama Jawa Barat Tahun 2023, Rabu (22/2), di Hotel Prime Plaza Purwakarta.  
 
Dia menjelaskan bahwa negara ini rusak karena saking banyaknya kejelekan dan kerusakan yang dilakukan para umara, kehidupan rakyat pun berlangsung dalam kondisi yang tidak baik. 
 
Akan tetapi harus diingat pula, tambahnya, rusaknya umara justru akibat ulama karena ulama diam saja ketika melihat umara melakukan penyimpangan. Tidak pernah berani memberikan masukan, pandangan dan nasehat tentang kebaikan. 
 
“Jadi, rusaknya umara karen ulama dan rusaknya ulama karena cinta terhadap dirinya. Padahal wibawa ulama bukan pada harta, tetapi pada kesederhanaannya,” tuturnya. 
 
Manfaat untuk umat
 
Dia menegaskan bahwa sebaik-baiknya manusia ialah yang paling banyak kontribusi dan manfaatnya untuk umat , bangsa dan negara. “Kita bukan hanya hidup sebagai muslim, tetapi ingin hidup dan mati sebagai muslim. Kata Nabi. banyak orang yang hidupnya muslim, baik , beriman dan beramal saleh. Hanya sedikit dari mereka akhirnya meninggal su’ul khatimah. Naudzubillah,” katanya. 
 
Diharapkan, sebagai muslim pada awal hidupnya baik dan berakhir husnul khatimah. "Jangan sampai di awal hidupnya baik, namun berakhir tidak baik. Syukur kalau ada orang yang tadinya tidak baik dan berakhir menjadi baik atau husnul khatimah," ucapnya.  
 
Mengutip pendapat Ibnu Katsir, Abun Bunyamin menerangkan bahwa ada tiga hal yang sangat penting untuk agar bisa hidup baik dan meninggal husnul khatimah. Pertama, sikap taat. Muslim itu bukan hanya seseorang yang menganut Islam, melainkan dalam bentuk ketaatan terhadap Allah SWT. 
 
“Ketaatan kita yang utama adalah melaksanakan ketaatan pada rukun iman dan rukun Islam, serta rukun Ihsan. Iman, Islam, dan Ihsan ini harus di tata dengan baik mengikuti ulama untuk konsisten,” ujarnya.  
 
Ketaatan bukanlah sekadar melaksanakan. Tetapi harus benar dan harus belajar. Belajar bukan berarti langsung kepada Rasulullah SAW. Namun melalui para ulama, dan ulama adalah warisan para nabi. Nabi mengatakan, setiap muslim harus selalu duduk bersama ulama, banyak mendengarkan fatwa ulama. 
 
Rezeki bertambah
 
Hal penting selanjutnya adalah bersyukur. Setiap muslim harus bersyukur, sebab kalau bersyukur pasti rezeki bertambah. “Kalau kita bersyukur pada Allah, berarti kita sudah mengikat rezeki. Tetapi jika kita tidak bersyukur berarti kita tidak mengikat rezeki tersebut,” ungkapnya.
 
Selain itu kegiatan dzikir tidak boleh berhenti. Dzikir yang pokok memang di hati, tetapi perlu juga diucapkan, seperti halnya membaca Al Qur'an. Kemudian menghapalkannya dan membacakan shalawat. Dengan cara itu akan mendapatkan ketenangan, kesembuhan, rahmat dan keselamatan.  
 
Makanan dan minuman juga harus menjadi perhatian. Eefeknya tidak hanya pada pribadi, tetapi juga secara lahiriah dan batiniah. Misalnya shalat dan mengaji menjadi susah. “Itu biasanya akibat pengaruh makanan dan minuman yang tidak halal,” katanya. 
 
Sikap toleransi
 
KH. Abun Bunyamin juga membahas tentag sikap toleransi. Menurutnya, tidak termasuk kategori orang beriman kalau tidak baik dengan tetangga. Karena saking harus baiknya kita ke tetangga, Rasulullah SAW hampir mewajibkan tetangga sebagai ahli waris. Tetangga itu meliputi yang muslim maupun nonmuslim.
 
Kebaikan kepada tetangga termasuk di dalamnya membangun toleransi terhadap non muslim atau yang berbeda agama. Sikap tersebut sebuah keharusan, dan mempunyai dasar untuk membina kerukunan. InsyaAllah yang memiliki keinginan mewujudkan kerukunan akan bahagia. 
 
“Apalagi kalau kita tidak punya kerukunan di rumah, kita menderita di dunia. Tidak ada yang lebih menyakitlan dan membahayakan kecuali mendapatkan kondisi yang tidak baik di rumah.Tapi kalau kita sudah baik dengan tetangga, baik di rumah tangga, suami dan istri, insyaAllah kita akan Bahagia,” tuturnya.
 
 
 
Kontributor : Eva Nurwidiawati 
 
Editor: Novam
 
Sumber : https://jabar.kemenag.go.id/portal/read/tausiyah-abu-bunyamin-rawatlah-dunia-dengan-baik-agar-hidup-berkah-